Cerita setahun usia Omar di dunia pastinya tidak akan pernah cukup untuk dituliskan di sini semuanya. Pasti, mungkin lebih banyak melekat di ingatan dan hati mamak Omar. Tepat setahun yang lalu, di saat terjaga dini hari aku merasakan pecah ketuban setelah semingguan kontraksi palsu (yang mungkin bisa jadi juga asli). Tak terasa (kata orang-orang) sekarang Omar udah setahun usianya. Tak terasa jika melihat dekorasi ultahnya saja, sangat terasa bagi mamaknya yang bergadang menyusui, drama MPASI, anak sakit, mamak sakit, tumbuh gigi, anak nangis minta digendong trus seharian dan lain sebagainya.



Bukan mengeluh, hanya bercerita saja. Ternyata aku sudah sekuat itu bersama Omar menjalani hari-hari. Anak yang sangat cerdas, masya Allah. Aku sekarang yakin kalau genetik itu memang mempengaruhi kecerdasan anak. Genetik ibu pastinya. Wkwkwk. Omar sejauh ini tumbuh kembangnya termasuk normal. Tanpa melewati red flag untuk semua tahapan perkembangan motorik dan lain sebagainya. Sosialnya? Apalagi. Setiap ada anak kecil datang dia dengan antengnya negur duluan. Meski pake bahasa mengeong seperti kucing. Hehehe.



Di usia 1 tahun dia sudah pinter balik marah, tidak mau mendengar kata NO dan jangan, dia akan nangis kalo dilarang. Jadi mamak belajar untuk berusaha tidak pake kata itu. Udah pumya delapan gigi, udah makan nasi, tapi lebih suka mie dan pasta. Juga suka tempe dan segala macam buah dan sayur. Semoga sampe gede ya nak..

Satu hal lain yang bikin takjub juga adalah sampe sekarang dia masih terjadwal untuk makan dan tidur. Dua hal itu terkadang tidak bisa dikompromi, kalo salah satunya terganggu akan rewel deh. Oh iya tepat di satu tahun Omar mamak diajak makngah bikin decor sederhana buat dia di rumah, disponsori makngah Omar punya decor sendiri dan bikin acara kecil-kecilan buat anak tetangga meski tanpa mengundang ke rumah. Omar gimana? Sibuk main, masih senanng ngejar ayam jago kesayangannya ke halaman depan rumah. Kebetulan dia masih merangkak, tapi udah belajar jalan satu dua langkah. Maunya malah langsung lari. 



Kenangan dia diangkat dengan tangis pecah berlumuran darah masih terbayang rasanya. Tangis yang menghilangkan semua rasa sakit di dunia ini, adalah tangis saat bayi dilahirkan. Lucunya, waktu itu dia diam saat didekatkan ke aku untuk difoto. Trus nangis lagi karena cahaya hp tenaga medis tanpa sengaja hidup flash hp nya. Dia kaget. Oh iya tepat jam 2 subuh tadi, dia bangun. Tumben sekali, nyolokin mata mamak ngajakin bangun. Terpaksa mamak ikutan bangun ngeladen dia. Trus dia tidur lagi jam 3. Dan mamak pusing. 

Siang juga menolak tidur setelah pagi-pagi ngasi kejutan hilang dari rumah ternyata sudah di halaman rumah depan ngejar ayam dengan kondisi celana berlumpur saat mamak pergi sebentar ke dapur untuk masak air untuk dia mandi. Sore setelah berjam-jam maksa turun dari ayunan menolak tidur, akhirnya diputuskan unboxing kado-kado meski puding ultahnya gagal diantar hari ini. 



Doa terbaik untuk anakku yang soleh. Anak hebat dan kuat yang bertahan. Semoga menjadi manusia yang bermanfaat sampai akhir hayatmu nak. Love you My Baby O 💙