Sungai memang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat yang tinggal di tepiannya. Selain menjadi sarana lalu lintas dan tempat mencari rezeki, tidak menutup kemungkinan sungai juga sebagai aset daerah yang menjadi nilai jual untuk dijadikan tempat wisata. Di tulisan saya sebelumnya saya berbagi cerita tentang wisata menyusuri Sungai Kapuas di malam hari menggunakan Kapal bandong. Selain menyusuri dengan duduk di atas Kapal kecil, kita juga bisa sambil berjalan kaki ke perkampungan warga di tepi sungai. Akhir-akhir ini daerah tepi Sungai Kapuas di Pontianak Selatan terlihat lebih berwarna. Tepatnya saat kita memasuki gang Kuantan. Sebuah gang di Jalan Imam Bonjol. Beberapa komunitas berinisiatif untuk menambahkan beberapa warna di rumah, gerta' (jembatan) serta tembok jalan bahkan warung di sepanjang tepi sungai.

 Kampung Wisata Kuantan Pontianak yang penuh warna. Foto: @blogsteguh
Gerbang Kampung Wisata Kuantan di Pontianak Tenggara. Foto: @blogsteguh

Jembatan yang berwarna warni di Kampung Wisata Kuantan
Awalnya terdapat tempat nongkrong di daerah ini yang di beri nama Gerta' coffe dan Tepian Sungai Kapuas. Menyediakan snack dan minuman hangat maupun dingin untuk menemani saat menikmati senja serta pemandangan Sungai Kapuas yang dari kejauhan beberapa pemudi tampak bermain kano. Wisata sungai Kapuas sekarang bukan hanya canoeing tetapi juga wisata kampung Kuantan. Begitu orang-orang menyebutnya. Tampak beberapa pondasi kayu yang tertancap di kedalaman sungai sebagai tempat pembuatan dan peletakan meriam karbit. Meriam yang menjadi tradisi akan ditembakkan saat menyambut Idul Fitri.
Tempat bersantai Gerta' Coffee di Kampung Wisata Kuantan
Bermain kano. Salah satu wisata Sungai Kapuas.
Saat tiba di ujung gang kita akan disambut Sungai Kapuas dan jembatan yang mengarahkan kita ke gerbang kampung wisata Kuantan dan hamparan jembatan yang dilukis dengan berbagai pola warni warni. Sebuah cafe terbuka tampak di tepiannya. Dihiasi ornamen lampu dan hiasan kayu tanpa atap hanya terdapat meja dan kursi. Saat melewati cafe itu kita akan disuguhkan pemukiman warga yang padat yang didominasi rumah kayu dan beberapa tembok yang sudah dihiasi kreativitas dari komunitas gravity. Tampak mencolok namun indah. Beberapa pesan tulisan untuk tidak membuang sampah di parit/sungai serta ucapan selamat datang. Dari kejauhan tampak jembatan Kapuas melintang di atas Sungai terpanjang di Indonesia ini. Angin sepoi-sepoi dan alunan lagu menemani beberapa pengunjung yang datang untuk bersantai atau hanya sekedar mengabadikan momen berwarna mereka.
Salah satu dinding rumah warga yang bertuliskan pesan berwarna.

Anak kecil yang sedang menikmati waktu mandi mereka di Sungai Kapuas
Walaupun jembatan yang dijadikan tempat lalu lalang warga terbilang sempit namun warga di sana maklum dan ikut menerima wilayah mereka dijadikan tempat wisata yang kini ramai dikunjungi. Anak-anak kecil tampak mandi dan bersalto ria terjun ke sungai. Kami dan beberapa pengunjung tidak ingin ketinggalan momen memotret keasyikan mereka. Beberapa perahu nelayan dan mereka yang berlomba mendayung Kano tampak mulai remang. Di satu sudut tampak pot-pot bunga kecil yang terbuat dari botol bekas juga tampak menghiasi dengan penuh warna. Sore hari merupakan momen yang tepat untuk berkunjung ke tempat ini. Selain menghindari sengatan matahari yang cukup panas juga kita akan melihat senja di atas sungai Kapuas hingga kerlap kerlip lampu yang menghiasi daerah sekeliling. Tips untuk berkunjung ke sini bagi yang tidak bisa berenang lebih baik agar sedikit berhati-hati dan tetap menghormati warga sekitar saat memotret maupun sekedar melintas di jembatan serta jangan buang sampah sembarangan! Sampai bertemu di Kampung Wisata Kuantan. :)
Jendela rumah warga bertuliskan pesan larangan membuang sampah sembarangan.
Hiasan pot berwarna-warni di Kampung Wisata Kuantan. Foto: @blogsteguh
Gerta' atau jembatan yang diwarnai dengan berbagai motif.