Bersama peserta utusan dari masing-masing Pencinta Alam di Indonesia

Lampu Taman Kota Ambon Manise
Perjalanan ke kota ini ku mulai saat aku diutus untuk menjadi delegasi disebuah organisasi Mahasiswa Pencinta Alam di bulan November. Walau berbeda waktu 2 jam dengan kota Pontianak, kota Ambon juga memiliki persamaan dengan Pontianak, yaitu sama-sama beriklim panas. Namun anehnya banyak peserta terserang flu dan aku sendiri jatuh sakit diakhir kegiatan dikarenakan kelelahan. 
Diluar kegiatan inti aku dikirim sebagai seorang delegasi dengan kewajiban mengikuti seluruh kegiatan rutin dan agenda tahunan Pencinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia, dapat juga sejenak ku nikmati kota Ambon walaupun hanya dalam waktu yang benar-benar singkat dan jauh dari kepuasan. Melihat kehidupan masyarakat di sana dan kuliner khasnya! :) Tidak aneh lagi bahwa Indonesia bagian Timur itu makanan khasnya diolah dari sagu dan Papeda salah satunya. Bahkan mie untuk bakso juga diolah dari sagu dan berwarna kebiru-biruan! Jangan tanya rasanya, yang pasti saat pulang ke Kalimantan Barat..aku merindukannya.. :o
Bakso dan mie sagu berwarna biru :)



Walau papeda sempat terasa asing di lidah peserta yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia, khususnya yang berasal dari Indonesia bagian barat. Tapi aku menikmatinya. Ambon kaya akan hasil lautnya dikarenakan letaknya yang berada tepat di pesisir Teluk Ambon juga tak lupa keindahan laut dan pantainya, satu dari sekian banyak hal yang pantas dirindukan disana.
Pantai serta Teluk dengan latar Kota Ambon beserta bukit-bukitnya